ratujudiqq pkv

    Release time:2024-10-09 01:05:59    source:mimpi melewati jembatan   

ratujudiqq pkv,loginoh,ratujudiqq pkvJakarta, CNN Indonesia--

Setelah sembilan tahun, Avenged Sevenfoldkembali datang ke Indonesia lewat konser tur Life Is but A Dream - The Only Stop in Asia yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (25/5) malam.

Kedatangan M Shadows cs ke Jakarta ini terbilang mengejutkan lantaran satu-satunya pemberhentian Avenged Sevenfold di Asia. Alasannya bila menurut sang vokalis M Shadows adalah, Jakarta jadi kota dengan fanbaseA7X terbesar di dunia.

Lihat Juga :
REVIEW KONSERSuguhan Bintang Lima IU dalam HEREH World Tour Concert di Jakarta

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jujur saja, sebagai penggemar mereka sejak SD, segala euforia itu membuat ekspektasi saya membumbung tinggi soal konser ini. Terutama, lagu-lagu lama mana yang akan mereka bawakan.

Ketika sudah di lokasi, aura penggemar musik metal kental terasa dari pakaian serba gelap mereka yang memenuhi area Stadion Madya. Meski berstatus "anak-anak metal", saya terkesan dengan betapa tertibnya para penggemar dalam mengantre, mulai di photobooth, makan dan minum, antre masuk gerbang, hingga hendak salat Magrib.

[Gambas:Video CNN]



Killing Me Inside: Re:Union dan The Used tampil sebagai pembuka secara berurut dimulai pukul 17.00 WIB hingga sekitar 20.30 WIB.

Re:Union menampilkan lagu hit mereka, seperti Biarlah hingga Torment. Sedangkan The Used membawakan The Taste of Ink dan kejutan kover Smells Like Teen Spirit milik Nirvana.

Hingga jelang 20.40 WIB, gemuruh penggemar menantikan A7X menggelora di stadion tersebut. Gema makin kencang ketika M Shadows dan kawan-kawan muncul menggebrak dengan Game Over dan Mattel dari album Life Is But a Dream... (2023).

Avenged Sevenfold konser di Stadion Madya GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2024). (Akselerasi Entertainment / Fotografer Gladinasaska)Gema makin kencang ketika M Shadows dan kawan-kawan muncul menggebrak dengan Game Over dan Mattel dari album Life Is But a Dream... (2023). (Akselerasi Entertainment/Gladinasaska)

Dari penampilan dua lagu pertama, saya menyadari bahwa Avenged Sevenfold mengalami banyak sekali perubahan sejak saya pertama kali nge-fans sejak masih jadi bocah SD yang datang ke warung internet alias warnet.

Meski begitu, banyak juga yang masih sama dan membuat penonton bertahan, seperti harmonisasi duo gitaris A7X, Synyster Gates dan Zacky Vengeance saat membawakan lagu Afterlife.

"Hei, apa kabar kalian?" ucap M. Shadows usai Afterlife yang tentu disambut gemuruh fans.

Tak lupa, ia juga menyapa para penggemar A7X yang datang dari negara Asia lainnya ke Jakarta, seperti Jepang, Malaysia, Jepang, juga Taiwan.

Lihat Juga :
REVIEW KONSERMasuk ke Dunia Ghibli dan Makoto Shinkai Lewat Konser Trust Orchestra

Setelah itu, perpaduan gitar Synyster Gates dan drum Brooks Wackerman membuka lagu Hail to the King. Lagu ini jadi momentum penonton berkaraoke bersama, mengingat lagu ini jadi karya Avenged Sevenfold paling didengar di Spotify.

Selepas berkaraoke, A7X mulai mengejutkan penggemar dengan setlist yang spesial disusun untuk Indonesia. Lantunan Almost Easy membuat saya dan banyak orang kaget karena lagu ini tidak disangka oleh penggemar akan dibawa di setlist.

Salah satu yang bikin 'pecah' adalah saat band California itu membawakan Seize the Day untuk pertama kalinya sejak 2015, serta The Stage yang dinyanyikan secara live pertama kalinya untuk penggemar Indonesia.

Konser Avenged Sevenfold di JakartaKemahiran A7X menguasai emosi penonton muncul saat mereka membawakan So Far Away dan bernostalgia saat datang pertama kali ke Indonesia nyaris sedekade lalu, dengan mendiang drummer The Rev. Tak pelak, hal itu membuat haru konser heavy metal tersebut apalagi saat siluet The Rev muncul lewat videotron. (CNN Indonesia/Hirzan Ibnurrusyd)

Kemahiran A7X menguasai emosi penonton muncul saat mereka membawakan So Far Away dan bernostalgia saat datang pertama kali ke Indonesia nyaris sedekade lalu, dengan mendiang drummer The Rev. Tak pelak, hal itu membuat haru konser heavy metal tersebut apalagi saat siluet The Rev muncul lewat videotron.

Lagu lainnya seperti Bat Country dan Gunslinger yang sempat viral di TikTok juga ikut dibawakan A7X setelah mereka mengeluhkan Jakarta yang panas dalam obrolan di atas panggung.

Tak bisa dipungkiri, saat A7X membawakan lagu Nobody dari album terbaru mereka, tak banyak penonton yang ikut sing-along. Namun ini dimaklumi, karena banyak dari mereka hadir untuk bernostalgia.

Suasana nostalgia makin kencang usai A7X membawakan Nightmare, Unholy Confessions, Save Me, dan Cosmic tanpa jeda, yakni saat mereka membawakan 'lagu kebangsaan' anak-anak warnet: Dear God.

Lanjut ke sebelah...

Teriakan penonton begitu nyaring saat melodi lagu tersebut muncul untuk pertama kalinya sejak 2009. Selama lima menit, Avenged Sevenfold menjadi penguasa waktu yang membuat ribuan penggemarnya kembali ke masa lalu.

Banyak orang mungkin hanya mengetahui satu lagu Avenged Sevenfold, yakni Dear God. Namun, lagu Dear God adalah pintu masuk saya dan banyak orang di luar sana untuk menjadi penggemar A7X.

Lihat Juga :
REVIEW KONSERThe Eras Tour, Bukti Magis Musik dan Persona Taylor Swift

Tumbuh dari keluarga yang tinggal di luar Jawa dan hanya mendengarkan lagu A7X di playlist operator warnet, dan akhirnya bisa mendengar setlist dengan lagu masa kecil saya secara langsung, konser ini bagi saya adalah a whole different roller coaster of emotion.

Hingga kemudian, lagu A Little Piece of Heaven adalah penutup yang pas dari konser ini sekitar pukul 22.39 WIB, mengingat lagu ini menjadi party anthem untuk penggemar Avenged Sevenfold dan dihiasi circle pit dan mass karaoke di seluruh stadion.

Bila orang-orang bertanya kepada saya bagaimana rasanya berada di konser itu, saya akan menganalogikannya seperti menonton film Spider-Man: No Way Home.

[Gambas:Video CNN]



Ada beberapa hal yang membuat saya hormat berlebih kepada Avenged Sevenfold. Mereka rela memangkas lagu We Love You dari album terbaru yang biasanya ada saat tur Amerika untuk memberikan fan service secara maksimal kepada fanbase terbesar mereka di dunia.

Sebagai videografer, satu hal menakjubkan yang harus saya apresiasi ialah aksi videotron panggung mereka. Saya tahu Avenged Sevenfold merupakan band yang tidak ketinggalan zaman, dan tetap mengikuti teknologi untuk penampilan mereka.

Namun, kehadiran Artificial Intelligence(AI) di videotron mereka membuat saya benar-benar terkagum dan bertanya-tanya tentang bagaimana mereka bisa mengaplikasikan AI di live showtersebut.

Konser Avenged Sevenfold di Stadion Madya GBK Senayan Jakarta pada Sabtu (25/5).Review Konser Avenged Sevenfold: satu hal menakjubkan ialah aksi videotron panggung mereka. Avenged Sevenfold merupakan band yang tidak ketinggalan zaman, dan tetap mengikuti teknologi untuk penampilan mereka. (Akselerasi Entertainment / Gladinasaska)

Memang tetap ada segelintir catatan kecil soal konser ini. Beberapa yang muncul dari obrolan para penggemar adalah panggung tempat A7X dan dua band pembuka tampil dirasa terlalu rendah.

Hal itu membuat penonton kategori festival tidak bisa melihat jelas ke panggung saat banyak ponsel sudah terangkat untuk merekam.

Satu hal lain yaitu mushola yang terlalu kecil untuk menampung penonton yang ingin beribadah. Namun, hal itu terbantu berkat tertibnya penggemar Avenged Sevenfold.

Akhir kata, konser ini memang jadi konser Avenged Sevenfold pertama saya. Namun saya bisa jamin, konser ini tidak akan menjadi konser Avenged Sevenfold terakhir yang akan saya tonton.

Lihat Juga :
REVIEW KONSEREd Sheeran dan Pembuktian Konser Paket Lengkap Skala Stadion di JIS