jazzlyn trisha

    Release time:2024-10-07 00:46:47    source:welcome to hk pools 6d   

jazzlyn trisha,erek erek 32 2d,jazzlyn trisha

JPNN.com » Politik » Pilkada » Direktur Erapol Ingatkan Kampanye Hitam seperti di Jateng Berpotensi Memecah Belah

Direktur Erapol Ingatkan Kampanye Hitam seperti di Jateng Berpotensi Memecah Belah

Senin, 02 September 2024 – 10:07 WIB Direktur Erapol Ingatkan Kampanye Hitam seperti di Jateng Berpotensi Memecah BelahFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi Pilkada. Grafis: Sultan Amanda Syahidatullah

jpnn.com - Direktur Eksekutif Era Politik (Erapol) Indonesia Khafidlul Ulum menyebut kampanye negatif atau hitam tak boleh dipakai peserta kontestasi politik karena berpotensi memunculkan perpecahan di masyarakat.

"Kampanye hitam, ya, memang tidak diperbolehkan. Apakah itu soal membuat berita bohong atau membuat berita kebencian antarmasyarakat," kata Ulum kepada awak media dikutip Senin (2/9).

Satu di antara kampanye hitam yang muncul ialah upaya membenturkan polisi dan santri menyambut Pilkada Jawa Tengah (Jateng).

Baca Juga:
  • Masinton Sentil KPK soal Blok Medan & Skandal Jet Pribadi yang Dinaiki Kaesang

"Misalnya, tadi ada kasus membenturkan kaum santri dengan polisi, seolah-olah polisi tidak cinta dengan santri,” ungkap Ulum.

Menurutnya, energi para peserta kontestasi politik sebaiknya dipakai untuk mengenalkan gagasan dan solusi bagi masyarakat, sehingga rakyat bisa menetapkan pilihan dengan pertimbangan pas. 

”Kampanye hitam itu, kan, akan memecah belah dan itu nanti tidak hanya dampaknya sekarang, agak lama. Kalau itu nanti digoreng terus, kan, nanti akan menggumpal begitu, kan, sehingga itu menjadi bibit pertengkaran, adu domba," ucap Ulum. 

Baca Juga:
  • Polda Jateng Usut Dugaan Perundungan Dokter PPDS Anestesi Undip

Dalam pilkada di Jawa Tengah, belakangan muncul kampanye negatif yang tampak berusaha membenturkan polri dengan santri. 

Sejumlah tagar dimunculkan oleh salah satu pihak yang berlaga dengan menyangkutpautkan perkara lama yang tidak berkaitan dengan pilkada seperti kasus penganiayaan di Pekalongan pada September 2023 lalu.